Sabtu, 06 Desember 2014

PENGANTAR ILMU MANAJEMEN

PENGANTAR ILMU MANAJEMEN


Pengertian Ilmu Manajemen

            Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui 
rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang - orang serta 
sumberdaya organisasi lainya (Nickels, McHugh and McHug. 1997)

Faktor dalam mencapai tujuan manajemen :
1. Adanya penggunaan sumber daya organisasi baik sumber daya manusia, maupun faktor - faktor produksi lainya. 
Sumber daya tersebut meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya keuangan, serta informasi.
2. Adanya proses yang bertahap mulai dari perencanaan, pengorganisasian, hingga pengendalian, dan pengawasan.
3. Adanya seni dalam menyesesaikan pekerjaan.

Fungsi dalam manajemen :

1. Perencanaan ( Planning)
Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. 
Pembatasan yang agak kompleks merumuskan perencanaan sebagai penetapan apa yang harus dicapai, 
bila hal itu dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggung jawab 
dan penetapan mengapahal itu harus dicapai.

2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah suatu langka untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam
kegiatan yang dipandang. Seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu ruangan kerja administrasi, ruangan laboratorium, serta penetapan tugas dan wewenang seseorang dan pendelegasian wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai tujuan.

3. Pengarahan dan Pengimplementasian (Directing & Leading)
Pengarahan dan pengimplemantasian adalah proses implementasi program agar dapat dijalankan 
oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi :
–  Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga 

    kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
–  Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
–  Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.

4. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, 
diorganisasikan dan di implementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :
–  Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
–  Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
–  Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis
  
Gambar 1. Tahapan Kegiatan Dalam Fungsi-fungsi Manajemen.

Contoh Kasus :
KASUS HUMAN RESOURCE (Manajemen SDM)
Permasalahan :
Belakangan ini di internet “Human Resource”, hangat dibicarakan mengenai isu menghadapi karyawan ‘nakal’.  Kasus-kasus indisiplin karyawan, diakui sulit untuk dihindarkan, hampir di semua organisasi selalu saja ada orang-orang yang ingin menyimpang dari prosedur dan kesepakatan. Kalau sudah begini, bagaimana orang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menangani bila ada karyawannya yang ‘nakal’? Misalnya pada kasus;
a)      terlambat 90 menit
b)      menemukan video tidak senonoh dari seorang karyawati dengan lawan jenis
Pertanyaan :
1.   lakukan analisis dengan menggunakan rujukan yang ada!
2.   Buat kesimpulan dan esensi masalah yang dihadapi!
3.   Adakah solusi lain yang ditawarkan perusahaan?

Jawab :
1.   Analisa :
a) Seorang karyawan yang terlambat 90 menit datang ke kantor dengan tidak sengaja karena ada halangan seperti ban bocor, hal ini perlu dimaklumi oleh seorang manajer. Namun apabila keterlambatan 90 menit oleh karyawan dilakukan sengaja setiap hari. Karena karyawan tersebut yakin dari kebiasaannya itu, gajinya tak akan dipotong oleh perusahaan yang menganut “all-in”, dimana hanya ada gaji pokok. Perilaku ini yang dikhawatirkan orang Human Resource akan menular kepada para rekannya, yang juga berakibat menggangu produktivitas perusahaan.
b) Seorang manager HR dibuat pusing lantaran di kantornya, ia menemukan vidoe tidak senonoh dari seorang karyawati dengan lawan jenis. Si karyawati berdalih bahwa hal ini dia (pelaku) lakukan di luar kantor dan diluar jam kerja serta dilakukan atas dasar suka sama suka, sehingga dia keberatan kalo dijatuhi sanksi karena menurut pelaku hal ini tidak ada hubungan dengan pekerjaan. Kalupun sampai ketahuan menurut pelaku hal ini dianggap sebagai resikonya sendiri.
Pada dasarnya, orang-orang bermasalah di kantor, terbagi dalam tiga tipe. Pertama, adalah mereka yang terbiasa santai dan kurang serius. Kedua, tidak menyadari kalau dirinya bermasalah sehingga ketika ia berbuat salah tidak ada upaya untuk memperbaikinya. Ketiga, orang bermasalah yang menyadari dirinya bermasalah. Tipe ini lebih mudah dan cepat memperbaiki, atau berupaya berbenah diri.
Dari segi karakter, orang bermasalah dibagi dalam tiga kelompok lagi. Pertama, low self esteem atau gampang tersinggung, rendah diri, tidak suka menerima masukan ataupun kritik, dan mudah curiga. Kedua, orang yang berpandangan keliru terhadap lingkungannya. Ia merasa tak ada seorang pun di dunia, yang memperhatikan dan membantunya. Kalau pun kini ia berhasil, itu berkat upaya kerasnya sendiri — tanpa bantuan orang lain. Harga diri orang tipe ini sebenarnya tinggi (high self esteem), bahkan cenderung arogan. Mereka umumnya kurang bisa bekerjasama dengan orang lain, bahkan cenderung jadi provokator. Ketiga, orang yang kecewa dalam kehidupan secara keseluruhan. Mereka merasa sekadar melakoni hidup, tanpa tujuan hidup yang pasti. Akibatnya, mereka cenderung tak berpikir panjang mengenai dampak atas apa yang dilakukannya. Mereka merasa nothing to loose dan tak peduli konsekuensi tindakannya. Seringkali mereka tak takut dipecat.
Dua contoh kasus tersebut, perlu mendapat perhatian serius dari manajemen. Perusahan perlu untuk menegakkan kedisiplinan terhadap karyawannya. Disiplin adalah kegiatan manajer untuk menjalankan standar organisasional. Adapun disiplin dibagi menjadi dua yakni disiplin preventif dan disiplin korektif. Disiplin preventif untuk pencegahan agar karyawan disiplin melakukan aturan yang ada dalam perusahaan sehingga tidak melakukan pelanggaran seperti dua kasus tersebut. Sedangkan disiplin korektif berupa hukuman, yang diberikan bila karyawan sudah melakukan pelanggaran supaya karyawan dapat memperbaiki pelanggarannya, mengahlangi karyawan lain melakukan kegiatan serupa, dan menjaga standar kelompok agar tetap konsisten dan efektif. Untuk pelanggaran yang sudah dilakukan berulang-ulang, perusahaan melakukan disiplin progresif yakni melalui tahap-tahap :
·         Teguran lisan oleh manajer
·         Teguran tertulis dengan catatan file personalia
·         Skorsing pekerjaan hingga 3 hari
·         Skorsing pekerjaan hingga satu minggu
·         Penurunan jabatan (demosi)
·         Pemecatan

2) Kesimpulan dan esensi masalah yang dihadapi :
Dari studi kasus mengenai keterlambatan 90 menit dan ditemukannya video tidak senonoh dari seorang karyawati dengan lawan jenis dikarenakan tipe masalah karyawan di kantor. Tipe masalah di kantor dapat dibagi tiga yakni; terlalu santai, tidak menyadari kesalahannya, dan yang menyadari kesalahannya lalu memperbaikinya. Perusahaan perlu memperhatikan masalah ini dengan serius dengan menegakkan kedisiplinan. Disiplin dibagi dua yaitu disiplin preventif dan preventif korektif. Dapat juga perusahaan memilih disiplin progresif untuk menindak karyawan yang telah melakukan pelanggaran berulang-ulang.

3) Solusi lain untuk perusahaan:
a. Posisikan diri pada sudut pandang orang bermasalah. Kenali persepsinya terhadap pekerjaannya untuk mengetahui akar masalah, mengapa ia menjadi orang bermasalah. Setelah akarnya didapat, diskusikan dengannya untuk mengatasi masalahnya.
b. Berikan solusi, bukan sekadar kritik. Orang cenderung defensif terhadap kritik, tapi lebih terbuka bila diajak duduk bersama membicarakan masalah, dan bagaimana solusinya. Bawahan merasa dimanfaatkan, jika tidak dilibatkan dalam penyelesaian masalahnya. Orang cenderung destruktif ketimbang kooperatif, jika sekadar dikritik.
c. Berikan perhatian dan pengertian. Ajak ia berbicara dari hati ke hati, bahwa ia pun bagian dari tim yang sangat penting bagi keberhasilan secara keseluruhan. Tegaskan kontribusi setiap orang penting bagi keberhasilan perusahaan.
d. Berikan apresiasi dan dukungan. Orang bermasalah, terlebih yang tergolong low self esteem, cenderung amat irasional dan sulit diajak berbicara secara rasional. Untuk itu, atasan atau koleganya, harus rajin memberi apresiasi jika ia melakukan pekerjaannya dengan baik. Apresiasi tak harus berupa hadiah, bisa pujian atau sekadar tepukan di pundaknya. Bisa pula melibatkannya dalam proyek yang sekiranya ia sanggup menggarapnya. Keberhasilan proyek bisa membangkitkan rasa percaya dirinya.

e. Orang bermasalah tipe high self esteem, mesti pula diajak bicara dari hati ke hati.Tipe ini cenderung memiliki harga diri tinggi, jangan sekali-kali merendahkan egonya dengan mengatakan bahwa ia tak bisa bekerja sendiri. Berilah kesan bahwa ia sangat dibutuhkan rekan-rekannya agar bisa mencapai hasil maksimal.