PENGANTAR ILMU MANAJEMEN
Pengertian Ilmu Manajemen
Manajemen
adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi
melalui
rangkaian kegiatan
berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang -
orang serta
sumberdaya
organisasi lainya (Nickels, McHugh and McHug. 1997)
Faktor
dalam mencapai tujuan manajemen :
1.
Adanya penggunaan sumber daya organisasi baik sumber daya manusia, maupun
faktor - faktor produksi lainya.
Sumber
daya tersebut meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya
keuangan, serta informasi.
2.
Adanya proses yang bertahap mulai dari perencanaan, pengorganisasian, hingga
pengendalian, dan pengawasan.
3.
Adanya seni dalam menyesesaikan pekerjaan.
Fungsi dalam manajemen :
1. Perencanaan
( Planning)
Perencanaan
adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang
diinginkan.
Pembatasan
yang agak kompleks merumuskan perencanaan sebagai penetapan apa yang harus
dicapai,
bila hal itu dicapai,
dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang
bertanggung jawab
dan penetapan
mengapahal itu harus dicapai.
2.
Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian
adalah suatu langka untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam
kegiatan yang
dipandang. Seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu ruangan kerja
administrasi, ruangan laboratorium, serta penetapan tugas dan wewenang
seseorang dan pendelegasian wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai
tujuan.
3.
Pengarahan dan Pengimplementasian (Directing & Leading)
Pengarahan
dan pengimplemantasian adalah proses implementasi program agar dapat
dijalankan
oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi
agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh
kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Kegiatan
dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi :
– Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga
kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan
– Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
– Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.
4. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan,
diorganisasikan dan di implementasikan dapat berjalan sesuai
dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :
– Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai
dengan indikator yang telah ditetapkan
– Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang
mungkin ditemukan
– Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait
dengan pencapaian tujuan dan target bisnis
Gambar 1. Tahapan Kegiatan Dalam Fungsi-fungsi Manajemen.
Contoh Kasus :
KASUS HUMAN RESOURCE (Manajemen SDM)
Permasalahan :
Belakangan ini di internet “Human Resource”, hangat
dibicarakan mengenai isu menghadapi karyawan ‘nakal’. Kasus-kasus indisiplin karyawan, diakui sulit
untuk dihindarkan, hampir di semua organisasi selalu saja ada orang-orang yang
ingin menyimpang dari prosedur dan kesepakatan. Kalau sudah begini, bagaimana
orang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menangani bila ada karyawannya yang
‘nakal’? Misalnya pada kasus;
a) terlambat
90 menit
b) menemukan
video tidak senonoh dari seorang karyawati dengan lawan jenis
Pertanyaan
:
1. lakukan
analisis dengan menggunakan rujukan yang ada!
2. Buat
kesimpulan dan esensi masalah yang dihadapi!
3. Adakah
solusi lain yang ditawarkan perusahaan?
Jawab :
1. Analisa :
a) Seorang
karyawan yang terlambat 90 menit datang ke kantor dengan tidak sengaja karena
ada halangan seperti ban bocor, hal ini perlu dimaklumi oleh seorang manajer.
Namun apabila keterlambatan 90 menit oleh karyawan dilakukan sengaja setiap
hari. Karena karyawan tersebut yakin dari kebiasaannya itu, gajinya tak akan
dipotong oleh perusahaan yang menganut “all-in”, dimana hanya ada gaji pokok.
Perilaku ini yang dikhawatirkan orang Human Resource akan menular kepada para
rekannya, yang juga berakibat menggangu produktivitas perusahaan.
b) Seorang
manager HR dibuat pusing lantaran di kantornya, ia menemukan vidoe tidak
senonoh dari seorang karyawati dengan lawan jenis. Si karyawati berdalih bahwa
hal ini dia (pelaku) lakukan di luar kantor dan diluar jam kerja serta
dilakukan atas dasar suka sama suka, sehingga dia keberatan kalo dijatuhi
sanksi karena menurut pelaku hal ini tidak ada hubungan dengan pekerjaan.
Kalupun sampai ketahuan menurut pelaku hal ini dianggap sebagai resikonya
sendiri.
Pada dasarnya, orang-orang bermasalah di kantor,
terbagi dalam tiga tipe. Pertama, adalah mereka yang terbiasa santai dan
kurang serius. Kedua, tidak menyadari kalau dirinya bermasalah sehingga
ketika ia berbuat salah tidak ada upaya untuk memperbaikinya. Ketiga,
orang bermasalah yang menyadari dirinya bermasalah. Tipe ini lebih mudah dan
cepat memperbaiki, atau berupaya berbenah diri.
Dari segi karakter, orang bermasalah dibagi dalam
tiga kelompok lagi. Pertama, low self esteem atau gampang tersinggung,
rendah diri, tidak suka menerima masukan ataupun kritik, dan mudah curiga. Kedua,
orang yang berpandangan keliru terhadap lingkungannya. Ia merasa tak ada
seorang pun di dunia, yang memperhatikan dan membantunya. Kalau pun kini ia
berhasil, itu berkat upaya kerasnya sendiri — tanpa bantuan orang lain. Harga
diri orang tipe ini sebenarnya tinggi (high self esteem), bahkan cenderung
arogan. Mereka umumnya kurang bisa bekerjasama dengan orang lain, bahkan
cenderung jadi provokator. Ketiga, orang yang kecewa dalam kehidupan secara
keseluruhan. Mereka merasa sekadar melakoni hidup, tanpa tujuan hidup yang
pasti. Akibatnya, mereka cenderung tak berpikir panjang mengenai dampak atas
apa yang dilakukannya. Mereka merasa nothing to loose dan tak peduli
konsekuensi tindakannya. Seringkali mereka tak takut dipecat.
Dua contoh kasus tersebut, perlu mendapat perhatian
serius dari manajemen. Perusahan perlu untuk menegakkan kedisiplinan terhadap
karyawannya. Disiplin adalah kegiatan manajer untuk menjalankan standar
organisasional. Adapun disiplin dibagi menjadi dua yakni disiplin preventif dan
disiplin korektif. Disiplin preventif untuk pencegahan agar karyawan disiplin
melakukan aturan yang ada dalam perusahaan sehingga tidak melakukan pelanggaran
seperti dua kasus tersebut. Sedangkan disiplin korektif berupa hukuman, yang
diberikan bila karyawan sudah melakukan pelanggaran supaya karyawan dapat
memperbaiki pelanggarannya, mengahlangi karyawan lain melakukan kegiatan
serupa, dan menjaga standar kelompok agar tetap konsisten dan efektif. Untuk
pelanggaran yang sudah dilakukan berulang-ulang, perusahaan melakukan disiplin
progresif yakni melalui tahap-tahap :
· Teguran
lisan oleh manajer
· Teguran
tertulis dengan catatan file personalia
· Skorsing
pekerjaan hingga 3 hari
· Skorsing
pekerjaan hingga satu minggu
· Penurunan
jabatan (demosi)
· Pemecatan
2) Kesimpulan dan esensi masalah yang dihadapi
:
Dari studi kasus mengenai keterlambatan 90 menit dan
ditemukannya video tidak senonoh dari seorang karyawati dengan lawan jenis
dikarenakan tipe masalah karyawan di kantor. Tipe masalah di kantor dapat
dibagi tiga yakni; terlalu santai, tidak menyadari kesalahannya, dan yang
menyadari kesalahannya lalu memperbaikinya. Perusahaan perlu memperhatikan
masalah ini dengan serius dengan menegakkan kedisiplinan. Disiplin dibagi dua
yaitu disiplin preventif dan preventif korektif. Dapat juga perusahaan memilih
disiplin progresif untuk menindak karyawan yang telah melakukan pelanggaran
berulang-ulang.
3) Solusi lain untuk perusahaan:
a. Posisikan
diri pada sudut pandang orang bermasalah. Kenali persepsinya terhadap
pekerjaannya untuk mengetahui akar masalah, mengapa ia menjadi orang
bermasalah. Setelah akarnya didapat, diskusikan dengannya untuk mengatasi
masalahnya.
b. Berikan
solusi, bukan sekadar kritik. Orang cenderung defensif terhadap kritik,
tapi lebih terbuka bila diajak duduk bersama membicarakan masalah, dan
bagaimana solusinya. Bawahan merasa dimanfaatkan, jika tidak dilibatkan dalam
penyelesaian masalahnya. Orang cenderung destruktif ketimbang kooperatif, jika
sekadar dikritik.
c. Berikan
perhatian dan pengertian. Ajak ia berbicara dari hati ke hati, bahwa ia
pun bagian dari tim yang sangat penting bagi keberhasilan secara keseluruhan.
Tegaskan kontribusi setiap orang penting bagi keberhasilan perusahaan.
d. Berikan
apresiasi dan dukungan. Orang bermasalah, terlebih yang tergolong low self
esteem, cenderung amat irasional dan sulit diajak berbicara secara rasional.
Untuk itu, atasan atau koleganya, harus rajin memberi apresiasi jika ia
melakukan pekerjaannya dengan baik. Apresiasi tak harus berupa hadiah, bisa
pujian atau sekadar tepukan di pundaknya. Bisa pula melibatkannya dalam proyek
yang sekiranya ia sanggup menggarapnya. Keberhasilan proyek bisa membangkitkan
rasa percaya dirinya.
e. Orang
bermasalah tipe high self esteem, mesti pula diajak bicara dari hati ke hati.Tipe
ini cenderung memiliki harga diri tinggi, jangan sekali-kali merendahkan egonya
dengan mengatakan bahwa ia tak bisa bekerja sendiri. Berilah kesan bahwa ia
sangat dibutuhkan rekan-rekannya agar bisa mencapai hasil maksimal.